Archive for December 2016
Untuk Versi lengkap beserta dengan gambarnya silahkan download di link berikut : Bubut.doc
a. Penyangga tetap b.
Penyangga jalan
Senter pejal /
mati/diam: senter ini nempel
di spindle mesin. Untuk memasang ini maka kepala chuck harus dilepas.
Cekam bebas-untuk
menjepit benda-kerja yang lebih besar, benda-kerja dengan bentuk yang tidak
teratur.
Baut penyetel
Pahat bubut harus
disetel pada mesin bubut setinggi titik tengah (senter) benda-kerja. Pada
pemegang pahat cepat ketinggiannya disetel dengan sekerup penyetelan; pada
pemegang ganda dengan cara penyisipan pelat yang rata.
Hal ini terjadi bila
terlalu banyak pelat digunakan yang bagian depannya tidak dipotong rata, atau
bila digunakan pelat yang melengkung.
Jenis-jenis dari
tatal adalah sbb:
1. Bentuk Pita 2. Bentuk tidak teratur
Kartel dengan gigi-gigi yang sejajar poros (lurus)
Menghilangkan
pinggiran yang rusak.
Cara yang paling
mudah dalam pembuatan ulir dilakukan dengan perkakas pembuat ulir (tap dan
snei).
Jangan melepas handle
ulir kalau belum selesai.
D = 20
mm
Contoh 2 :
Apabila tirusnya
sepanjang benda-kerja, maka ukuran penyatelan kepala lepas sama dengan setengah
selisih garis tengahnya.
D = 50 mm
L = 1400 mm
VR = ?
Posisi pengasahan :
Pemasangan
pahat harus setinggi senter
Untuk Versi lengkap beserta dengan gambarnya silahkan download di link berikut : Bubut.doc
1.
MEMBUBUT UMUM
Cara kerja : dengan
pengambilan tatal.
Gerakan utama : berbentuk lingkaran
(gerakkan putar).
Gerakan penyetelan : lurus dalam 2 arah.
|
Gambar
gerakan benda kerja dan tool pada mesin bubut
Tool yang dipakai adalah :
pahat bubut Pada pekerjaan bubut, perkakas yang berbentuk baji/pahat dan
berfungsi memotong bergerak sepanjang bidang pemakanan pada benda-kerja yang berputar, akan
menghasilkan tatal. Proses pembubutan tergantung dari faktor-faktor : mesin
bubut, pahat bubut, bahan yang dibubut
2. SUSUNAN MESIN
BUBUT
Bagian dari mesin bubut dapat dilihat dari gambar di bawah ini dan nama bagianya.
1.
Tuas pengendalian
kecepatan putaran.
2.
Tuas pengatur tebal
sayatan dan penguliran.
3.
Tuas pengatur tebal
sayatan dan penguliran.
4.
Tuas pengatur
kecepatan tinggi dan rendah pada kotak kecepatan untuk tebal sayatan dan
penguliran bila mesin bekerja pada putaran rendah.
5.
Tuas pengatur tebal
sayatan dan kisar ulir serta pembalik aras putaran poros-transmisi dan batang
ulir pembawa.
6.
Tuas kecepatan
kepala tetap (putaran- putaran tinggi atau rendah)a
7.
Pen pengaman pada
selongsong sambungan.
8.
Roda tangan untuk
gerakan arah memanjang sadela
9.
tuas untuk
menjalankan gerakan otomatis arah memanjang dan arah melintang.
10.
Sekrup pengunci
luncurana.
11.
Roda tangan
penggerak luncuran melintanga.
12.
Tuas pengunci rumah
pahat persegia.
13.
tuas pengunci
kedudukan sadela.
14.
Roda tangan
penggerak luncurana.
15.
Tuas penggerak mur
belah pada batang ulir pembawa utnuk penguliran.
16.
Tuas untuk
mematikan,mengubah putaran, memilih kecepatan putaran.
17.
Tuas pengunci
kepala lepas.
18.
Penunjuk micrometer
gerakan laras senter pada kepala lepas.
19.
Roda tangan
penggerak poros senter kepala lepas.
20.
Sekrup pengunci
kedudukan kepala lepas.
21.
Tuas pengunci
kedudukan senter kepala lepas.
22.
Kunci untuk baut
pengunci pada rumah pahat bubut.
23.
Alat penunjuk untuk
penguliran.
24.
Penunjuk jarak
gerakan sadel pada arah memanjang .
25 - 26 Saklar
utama (Main switch).
27 - 28 Saklar
motor pompa cairan pendingin (tombol).
29 Pedal
rem.
Tutup dan Plat Penutup
A Tutup
jalan masuk ke baut penyetel dan baut agker.
B Tutup
kotak komponen kelistrikan.
C Tutup
jalan masuk ke saklar pengubah putaan motor.
D Tutup
rumah suusnan roda gigi.
E Laci
tempat kunci-kunci.
F Tutup
kepala lepas.
G Box
penampungan gram/tatal dan cairan pendingin.
H Tutup
jalan masuk ke baut penyetel dan baut angker.
I Tutup
jalan maasuk ke pompa cairan pendingin dan juga baut penyetel angker.
J Kotak
perkakas.
|
2.1 Kepala tetap
Pada kepala tetap dipasang “spindel kerja”.
Ini merupakan bantalan pada kedua sisinya dan dibuat seperti poros berongga.
Hal ini memungkinkan juga dimasukkan benda berbentuk batang. Pada bagian depan
poros kerja didalamnya terdapat tirus perkakas untuk memegang senter mesin
bubut. Disamping itu poros kerja berfungsi untuk memegang macam-macam alat
jepit. Kepala tetap menampung juga roda
gigi pengatur kecepatan dan roda gigi pengatur arah pemakanan (roda gigi
pembalik).
Pemegang alat penjepit
|
|||
|
|||
Ulir runcing yang kuat
Tirus curam dengan mur beralur
|
|||
|
|||
Pemegang model
Camlock
Pengencangan
piringan sistem bayonet dengan tirus pendek
2.2
Eretan perkakas
System gerakan pahat ada pada system ini.
|
Terdiri atas :
1)
eretan
bangku 4) Eretan atas yang dapat berputar
2)
eretan
melintang 5) Pemegang pahat
Eretan perkakas melakukan
semua gerakan pemakanan yang perlu untuk pengerjaan.
Pemakanan :
Pemakanan ialah jarak dengan satuan mm, yang ditempuh
oleh pahat bubut dalam satu putaran benda-kerja dalam arah memanjang atau
melintang .Kotak kunci dihubungkan dengan kuat pada eretan perkakas
2.3
Kepala
lepas
|
Dalam pembubutan antara 2
senter, kepala lepas berfungsi sebagai pemanjang ujung, dan untuk menempatkan
/memegang perkakas (mata bor, mata remer dsb). Dapat bergeser pada arah
memanjang di atas bangku mesin bubut dan dapat dijepit dengan kuat dengan tuas
jepit (g) dan pelat jepit (k) pada setiap tempat kedudukan yang dikehendaki.
Kepala lepas terdiri atas :
·
bagian
bawah (a)
·
bagian
atas (b)
Bila membubut benda-kerja
yang berbentuk silinder, senter-senter kepala tetap dan kepala lepas harus
tepat “segaris”. Dalam mengatur mesin untuk membubut silinder dan tirus, bagian atas sampai bagian bawah
dapat digeser melintang terhadap sumbu putar (dengan sekerup (l). Pada bagian
atas terdapat “pinole (C)”, yang dengan bantuan “roda tangan (h)” dan “spindel
(e)” dapat degeser dalam arah memanjang. (gerakan pemakanan pada pemboran,
peremeran dsb.)“Pucuk senter (d)” atau perkakas dipasang dalam pinole (c)
dengan “tirus morse”. Bila membubut antara 2 senter pinole (c) dikencangkan
dengan “tuas pengencang (f)”.
2.4 Penyangga-penyangga
Benda-kerja yang panjang
dengan penampang kecil akan menyimpang dari sisi potong pahat bubut yang
disebabkan oleh tekanan potong dan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang
mengakibatkan permukaan menjadi kasar dan benda-kerja menjadi tidak bulat. Yang
lebih riskan adalah diameter yang berbeda sepanjang benda kerja. Hal ini dapat
dihindarkan dengan penggunaan kepala penyangga.
Dibedakan atas :
|
|
3. PERALATAN
UNTUK MENJEPIT BENDA-BENDA KERJA
Ada beberapa catatan pada saat menjepit
benda-kerja ;
- Penjepitan jangan sampai merusak benda-kerja
- Panjang penjepitan terhadap benda-kerja, apakah harus ditahan senter atau tidak. Pada normal, bidang yang dijepit 1 x dia.
Fungsi alat penjepit :
·
Mencekam
benda-kerja pada kedudukan yang benar terhadap spindel mesin
·
Menahan
benda-kerja dari gaya
pemotongan pahat, dan memutar benda kerja
agar terjadi proses penyayatan.
Dibedakan atas :
1.
menjepit
antara 2 senter (between centers).
2.
menjepit
pada cekam (chuck).
3.
menjepit
pada kolet (collets).
3.1
Menjepit antara senter-senter
Pemakaian :
Pada benda-kerja yang panjang dan berbentuk poros bisa
juga pipa. Benda-kerja dijepit antara ujung senter dari spindel kerja (senter
mati) dan kepala lepas (senter
putar/hidup). Benda-kerja ikut terputar oleh jantung bubut (lathe dog)
atau pembawa bagian muka (driving plate). Pemakanan pahat tidak boleh terlalu
tebal, karena akan lepas dari penahan senter.
Lubang senter :
Lubang ini dibuat pada kedua ujung-ujung
permukaannya. Besar dan bentuknya tergantung dari :
·
besarnya
benda-kerja.
·
pengerjaan
lebih lanjut benda-kerja (mengasah).
Pembuatan lubang
senter umumnya dilakukan dengan mata bor senter. Putaran pada mesin bubut sekitar 1000 rpm,
apabila pada keadaan posisi normal.
Macam-macam lubang
senter menurut DIN 332 :
Bentuk R dengan
bidang kontak yang melengkung, tanpa perseng pengaman. Hal ini cocok untuk
bubut antara dua senter yang tirus. Karena akan lebih fleksibel pada putaranya.
Hal ini sangat cocok pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas.
|
Lubang
senter R 4 x 8,5 DIN 332
Bentuk A dengan
bidang kotak lurus, tanpa perseng pengaman . Hal ini cocok untuk
benda yang ditahan lurus oleh
kepala lepas.
|
Lubang senter A 4 x
8,5 DIN 332
Lubang senter dengan
perseng pengaman :
Di gunakan apabila
lubang senter digunakan pada beberapa mesin dan jangan sampai rusak.
Senter
Kepala Lepas :
·
|
·
Senter yang ikut
berputar/hidup. Dipasang pada kepala lepas.
|
Senter
piring untuk memegang ujung pipa.
|
Benda-kerja ikut berputar
karena terbawa oleh jantung bubut (lathe dog) :
Pada poros mesin bubut
terdapat cakram pembawa (driving plate) dengan baut pembawa. Dengan ini kepala
chuck harus terlepas.
|
Benda-kerja ikut berputar
karena terbawa oleh pembawa bagian muka (driving face).
Ini contoh untuk pipa.
Berputarnya benda-kerja terbawa oleh sejumlah baut-baut logam yang telah
diperkakas, dan letaknya diatur sehingga berbentuk lingkaran.
3.2 Menjepit
dengan cekam, chuck
Dilakukan pada benda-kerja
yang pendek ; benda-kerja dikerjamesinkan dalam keadaan seolah-olah melayang.
Dibedakan atas :
·
Cekam
3 rahang - untuk benda-kerja bulat dan benda-kerja berbentuk segi-3, segi-6,
segi-12. Chuck dari cekam ini ada yang
masuk dan system jepit keluar. Untuk
hal-hal khusus bisa juga dipakai soft chuck, yaitu chuck lunak yang dibubut
sesuai dengan diameter benda kerja.
|
·
Cekam
4 rahang-untuk menjepit benda-kerja dengan bentuk yang cermat, bulat,
segi-4, atau segi-8.
·
|
3.3 Menjepit
pada kolet (collets)
Penggunaan :
Untuk benda-kerja yang presisi, tidak merusak kehalusan permukaan luar benda.
Hal ini sangat bermanfaat untuk material yang lunak seperti Teflon dan
aluminium. Benda berdiameter kecil sangat baik dijepit denga nkolet. Untuk
masing-masing diameter diperlukan ukuran kolet yang berbeda.
|
Keterangan:
a. Kollet d. Bagian ulir penerik
b. Pipa spindle mesin e.
Roda penarik
c. Pipa penarik kollet f.
Benda-kerja
4. PAHAT BUBUT
Pahat adalah alat potong
yang sangat penting dari proses pembubutan.
Syarat yang harus ada pada mesin bubut adalah:
a.
Bentuk
dan sudut pahat harus sesuai dengan material yang akan dibubut.
b.
Dari
material pahat itu sendiri harus mempunyai sifat:
§
Keras
dan tahan pecah.
§
Liat dan tidak mudah bengkok.
§
Tahan
aus dalam waktu yang lama.
§
Tahan
terhadap panas.
|
4.1 Sudut pada
sisi potong
(Alpa) a =
sudut bebas benda kerja
(Beta) b =
sudut baji
(Gamma) g =
sudut bebas tatal
a + b
= sudut potong
Pengaruh ketinggian
pahat bubut terhadap sudut pada sisi potong :
a)
Pahat
bubut di tengah benda-kerja (center):
·
menghasilkan
sudut bebas dan sudut tatal normal.
|
b)
Pahat
bubut lebih rendah dari titik tengah benda-kerja :
·
menghasilkan
sudut bebas yang besar dan sudut tatal yang lebih kecil.
|
c)
Pahat
bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja :
·
menghasilkan
sudut bebas yang lebih kecil dan sudut tatal yang lebih besar.
|
4.2 Jenis-jenis pahat bubut
Pahat bubut yang umum
dipakai:
a. Rata kanan b.
Chamfer arah kanan c.
Bertingkat arah kanan
|
||||||
|
|
|||||
DIN
4971 – ISO 1 DIN 4972 –
ISO 2 DIN 4978 – ISO 3
d. Alur lebar e.
Siku 900 f. Rata melintang
|
DIN
4976 – ISO 4 DIN 4977 – ISO 5 DIN 4980 – ISO 6
g.
Alur dan potong h.
Profil tengah i. Pahat dalam tembus
|
|
|
||||||
DIN
4981 – ISO 7 DIN
4975 DIN
4974 – ISO 9
j.
Pahat dalam bertingkat k.
Pahat alur dalam l. Pahat ulir
dalam
|
m. Pahat ulir luar n. Pahat kopi o.
Pahat profil sudut
|
|
|
||||||
Pemegang kelem untuk mata
pahat logam keras :
|
|
Pemutus
tatal
Mata
pahat
holder
Baut
plat atas
|
Plat
atas (penjepit insert)
Pemegang kelem dan mata
pahat mempunyai macam-macam bentuk, sehingga memungkinkan pemecahan hampir
semua persoalan kerja permesinan. Mata pahat memiliki antara 2 sampai 8 sisi
potong utama. Apabila sudah tidak dapat digunakan maka mata pahat dibuang.
Keuntungannya :
·
penghematan
waktu kerja dengan penggantian perkakas yang cepat
·
tidak
perlu pekerjaan pengasahan yang mahal
4.3 Peralatan penjepit pahat bubut
Pada dasarnya dibagi menjadi
2 jenis :
·
Pemegang
pahat ganda :
Dapat menampung
sekaligus 4 pahat bubut. Kedudukan kerja pahat-pahat ini dapat tiap kali
diputar 90° dengan cara memutar pemegang pahatnya.
·
Pemegang
pahat cepat :
Dapat menjepit sekalian
banyak pahat sama dengan jumlah pemegang pahatnya. Penggantian perkakas
dilakukan dengan pemegang pahatnya. Tidak diperlukan ganjal untuk mengeset
ketinggian pahat,tetapi dilkukan dengan memutar
baut penyetel ketinggian sampai ujung pahat tepat pada ujung senter.
|
|||
|
|||
4.3.1
Menjepit
pahat bubut
|
Pahat bubut mendapat tekanan
potong yang sangat tinggi pada waktu pengambilan tatal, berarti pahat bubut
mendapat beban tekan.
Berdasarkan hal ini, pahat
bubut harus dijepit kuat-kuat dan sependek mengkin. Ukuran ideal keluarnya
pahat dari holdernya adalah 2 x tebal pahat.
Bila lengan tuas terlalu
panjang, maka pahat akan melengkung dan berayun seperti pegas. Permukaan
benda-kerja menjadi kasar dan bergelombang. Ukuran juga tidak tepat.
|
4.3.2 Menyetel ketinggian (tengah)
|
Kesalahan penjepitan :
|
5.
BENTUK TATAL HASIL BUBUTAN
Untuk pengerjaan dengan
bubuthasil tatal yang di hasilkan akan berbeda dengan hasil dari pengerjaan
frais. Untuk bubut hal ini sangat di pengaruhi dari
1. Bentuk pahat dan susutnya
3. Kecepatan putar
2. Tebal pemakanan 4. Jenis material
|
|
|
|
3. Bentuk Spiral
panjang 4.
Bentuk spiral pendek
|
|
|
||||||
5.
Bentuk seperti obat nyamuk 6. Bentuk melingkar pendek 7.
Serpihan kecil
Bentuk tatal yang panjang di
hasil dari material aluminium dan jenis plastik. Bentuk tatal serpihan dan kecil dari material
besi tuang dan kuningan. Bentuk tatal yang
Melingkar atau spiral dari material mild steel dan stavak.
6.
KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN
Agar bekerja secara ekonomis, perlu
ditentukan kecepatan potong yang menguntungkan. Pemilihan kecepatan potong
selain tergantung dari mesinnya juga tergantung dari :
·
bahan
yang dikerjamesinkan (lunak, keras)
·
bahan
perkakas (baja perkakas, logam keras)
·
urutan
kerja (kasar, halus)
·
pendinginan
Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh
oleh titik P, pada benda-kerja dengan garis tengah d dalam waktu 1 menit diukur
dalam meter.
Besaran-besaran pokok adalah
:
Vc = kecepatan
potong dengan satuan m/men
n = putaran benda-kerja
dengan satuan l/men
d = diameter benda-kerja
dengan satuan mm
p = 3,14
6.1 Rumus untuk menghitung kecepatan potong
Dari rumus ini kita dapat
menghitung baik garis tengah maupun jumlah putaran sesuai dengan yang dikehendaki.
6.2
Diagram kecepatan potong
|
Selesaikan diagram menurut
contoh 1 (halaman berikut).
Contoh :
1)
v = 25 m/min
d
= 100mm
n = ?
Jawab
:
2)
v = 80
m/min
n = 600
rpm
d = ?
Jawab :
7. KARTEL
Untuk membuat permukaan
bagian yang diputar agar tidak licin (perkakas, pegangan pemutar ragum dan
semacam itu), permukaan benda kerja dibuat kartel (bergerigi). Menurut posisi gigi-gigi perkakas kartel,
kartel dibagi sebagai berikut :
7.1
|
|
|
|||
|
|||
7.2
Kartel
silang
|
|||
7.3 Kartel
kanan-kiri
Untuk kartel kanan-kiri,
umumnya digunakan pemegang yang dapat diayun dengan 2 buah roda bergigi yang
sedang digunakan dan yang mempunyai arah gigi yang berlawanan. Pemegang roda
dijepit pada pemegang perkakas dan dengan eretan melintang ditekankan terhadap
benda kerja yang berputar. Rol-rol yang ikut serta berputar menekankan
gerigi-geriginya terhadap benda-kerja dan memindahkan profil tersebut, pada
permukaannya.
Garis tengah benda-kerja
yang harus dikartel harus dibuat setengah jarak gigi lebih kecil. (misalnya :Æ = 29 mm; t = 1 mm; dibubut dengan ukuran Æ 28,5 mm). Pemakanan eretan bangku harus 2/3
sampai ¾ kali jarak gigi. (Misalnya : t = 1 mm, s = 0,7 mm).
7.4 Kartel
Tangan
Kartel tangan di gunakan
apabila diameter kecil (Maksimal sebesar diameter pembukanya). Lebih baik
material bukan baja, karena keras. Bisa aluminium, kuningan atau lunak lainnya.
Keuntungannya yaitu lebih
cepat, dalam seting dan proses. Caranya adalah :
1.
Menyetel
tinggi (hanya kira-kira).
2.
Kecepatan
putar (RPM) sepsrti pada membuat ulir.
3.
Mengencangkan
atau menekan kartel tersebut.
4.
Kecepatan
antara 0,1 mm/putaran.
5.
Memberi
air pendingin yang banyak.
6.
Menghidupkan
mesin dan memutar baut penekan pada kartel ¼ putaran, atau menekan lebih kalau
itu kartel jepit.
7.
Terus
menambah kedalaman pemakanan.
8.
Mengecek
apakah sudah membuat titik ujung (seperti prisma) yang bagus.
9.
|
|
Cara Pemasangan kartel mesin :
1.
Menjepit
kartel pada toolpost (pemegang pahat).
2.
Menseting
ketegak lurusan dari kartel (bisa ditempel pada chuck).
3.
Menseting
tinggi dari kartel.
4.
Menempelkan
katel pada benda kerja.
5.
Menjalankan
mesin dan menggerakkan kartel dengan handle otomatis. (Putaran seperti ulir,
pengalaman putaran 40 rpm, feeding 0,04 mm/put).
6.
Melihat
apakah hasil sudah satu garis (silang bagus).
7.
Memberi
air pendingin.
8.
Mengulangi
lagi sampai berbentuk prisma (jangan di lepas kalau belum selesai).
9.
Kalau
sudah, mundurkan kartel dan melepasnya.
Catatan; jangan melepas kartel kalau belum jadi
benar, karena akan sulit untuk melepaskan lagi.
|
||||
8. PEMBUATAN
ULIR PADA MESIN BUBUT
Ulir berfungsi untuk mengencangkan batang,sambungan dll. Ada dua macam bentuk ulir, yaitu:
a.
Metris (M) ; sudut ulir 600 dan
pengukuran pitch dalam mm.
b.
Withwot ; sudut ulir 550 dan
pengukuran pitch adalah jumlah puncak ulir per inchi.
|
Pada mesin bubut umumnya
dibuat ulir dengan pahat ulir yang mempunyai profil ulir (ulir runcing, rata,
trapesium, gigi gergaji atau bulat).
Cara pengasahan pahat ulir
adalah menurut suatu mal asah.
|
8.1.
Cara pengerjaan ulir:
1.
Membubut
pada diameter sesuai dengan ukuran ulir (sebaiknya diametrnya dikurangi 0,1-0,2
mm)
2.
Dibuat
champer pada awal pengulliran (600). Sebesar 0,8-1 kali pitch.
3.
Merubah
posisi handle untuk sesuai dengan pitchnya (kisar)
4.
Memiringkan
posisi pahat, a/2 , misal sudut metris 600 berarti sudut
kemiringan eretan pemegang pahat adalah 300.
5.
Menseting
posisi ketegak lurusan pahat dengan mal setting ulir.
6.
Menjalankan
mesin untuk awal pemakanan dan mengenolkan skala maju pada pahat ( kedalaman ulir 0,6134´p).
7.
Kontrol
dengan mal kontrol pitch, apakah sesuai dengan besar pitch pada gambar?
8.
Menambah
kedalaman pemakanan dengan memutar skala maju (yang mereng 300 tadi).
Untuk awal bisa 6 strip, dan untuk berikutnya diperkecil.
9.
Untuk
mengembalikan posisi awal ; undurkan atau bebaskan pahat dari benda dan chuck
diputar berlawanan arah. Eretan melintang di nolkan lagi.
10.
Mengecek
dengan mur yang standart.
11.
(Membersihkan
tajaman dengan kikir).
12.
Melepas
dari chuck.
Catatan;
§
Untuk
benda yang panjang sebaiknya di dukung dengan senter.
§
Tidak
boleh membuat ulir dengan posisi membubut di antara dua senter.
§
Sebelum
mengulir harus harus di kontrol apakah pasangan roda gigi
sudah
sesuai posisi pada mesin .
§
Putaran
harus pelan.
§
|
|
8.2 Table
ulir dan lubang bor
Diameter M2
M3 M4 M5
M6 M8 M10 M12 M14
M16 M18 M20
M22 M24
Pitch 0,4
0,45 0,7 0,8 1 1,25
1,5 1,75 2
2 2,5 2,5
2,5 2,5
Bor 1,6 2,5
3,3 4,2 5
6,8 8,5 10,2
12 14 15,5
17,5 19,5 21
8.3.
Ukuran
terpenting suatu ulir
|
p = kisar d3,
D1 = diameter inti
h3, H1 = kedalaman ulir d2, D2 = dameter sisi
d, D = diameter luar d =
sudut ulir
8.4. Pembagian
ulir
U L I R
a.tujuan
penggunaan
b.
arah putaran
c.
tingkat keuliran
d.
profil
9. MEMBUBUT
TIRUS
Tirus adalah adanya perbedaan diameter pada benda kerja yang membentuk garis lurus dan segaris.
9.1. Simbol-simbol pada tirus
|
l =
panjang tirus
D = diameter besar
d =
diameter kecil
a =
sudut tirus
= sudut keiringan pahat
1 : k = perbandingan tirus
1 : 2k = kelandaian tirus
Sudut penyetelan sama dengan setengah
sudut tirus; perbandingan tirus 1 : k berarti bahwa bila panjang tirus
1, garis tengah tirus mengecil 1 mm.
Perbandingan tirus dihitung
dari rumus :
Contoh 1 :
|
d = 10
mm
l = 50
mm
l : k = ?
|
D = 35 mm
d = 16 mm
l = 76 mm
l : k = ?
Hal ini berarti setiap
perubahan panjang 4 mm, diameter berubah 1 mm.
9.2. Cara
kerja dalam pembuatan tirus
Tirus dibuat pada
mesin bubut dengan 3 cara:
·
penyetelan
eretan atas
·
dengan
bantuan mistar pengarah
·
dengan
penyetelan kepala lepas
9.2.1. Dengan
mengubah eretan atas
Kriteria : a. Untuk benda yang sudut tirusnya besar.
b. Pnjang tirus sepanjang
gerak eretan atas.
|
Penggunaan :
Perubahan
setelan eretan atas untuk mendapatkan sudut penyetelan dilakukan dengan
menggunakan setelan derajat. sudut penyetelan dihitung dengan
menggunakan fungsi goniometri sebagai berikut :
Dari rumus ini kita dapatkan
suatu hasil, yang menunjukkan suatu sudut yang dimilikinya. Sudut ini dapat
dibaca dalam tabel tangens (lihat buku tabel). Atau dicari di kalkulator.
Contoh
:
D = 78,7 mm
l = 170 mm =
d = 60 mm
Jadi kalau membubut tirus
seperti ini, maka pahatnya harus dimiringkan 308’.
Sehingga akan didapatkan diameter besar 78.7 mm dan diameter kecil 60 mm pada
benda kerja sepanjang 170 mm.
9.2.2. Membubut tirus dengan
menggunakan mistar pengarah
|
Dengan menggunakan mistar
pengarah, tirus dibuat sampai sudut penyetelan maksimum 15°. Panjang tirus
dibatasi oleh panjang misntar pengarah (kira-kira 500 mm). Mistar pengarah
diubah untuk mendapatkan sudut penyetelan dan rel pengarah disambungkan dengan
bangku mesin bubut secara tetap. Kemudian mur spindel melintang dimatikan dan
eretan melintang dihubungkan dengan badan luncur mistar pengarah. Bila sekarang
eretan bangku bergerak, maka eretan melintang menerima suatu gerakan paksa
melalui mistar pengarah searah dengan selubung tirus.
9.2.3. Membubut
tirus dengan jalan mengubah kepala lepas
Kriteria :
o Bisa untuk benda tirus yang panjang.
o
Tidak
bisa untuk sudut tiraus yang besar. Perubahan setelan kepala lepas max 1/50
kali panjang benda kerja. (Beban berat
pada senternya, dan bisa lepas).
o
Perhitungan
pergeseran kepala lepas dalam mm.
·
|
|
Contoh :
|
d = 45 mm
VR = ?
Berarti kepala lepas
harus digeser 2.5 mm menjauhi kita. Karena akan menghasilkan tirus yang pada
ujung senter mengecil.
·
Pada
tirus dengan sambungan, kepala lepas disetel sedemikian rupa, seolah-olah tirus
meliputi seluruh panjang benda-kerja. Penyetelan kepala lepas menjadi besar
dengan perbandingan seluruh panjang benda-kerja L dibanding panjang tirus
sebenarnya l.
Contoh :
|
l =
800 mm
D =
50 mm
d =
45 mm
|
l : k = ?
KERJA
BUBUT
MENGASAH PAHAT
MENGASAH PAHAT PENGASARAN (ROUGHING)
Tujuan
Instruksional Khusus :
Setelah melaksanakan praktek petatar harus
dapat :
§
Mengetahui
sudut-sudut yang ada pada pahat pengasaran.
§
Mengasah
pahat pengasaran.
Benda
Kerja :
§
Bahan : HSS ½”
x ½” x 4”
§
Gambar
: Lihat halaman 6
§ Waktu : 4 (empat) jam
Alat
- alat :
§
Mesin
gerinda asah pahat.
§
Bevel
protector.
§
Kacamata
bening.
§
Dresser
(bila diperlukan).
Keselamatan
kerja :
·
Gunakan
kacamata bening sewaktu menggerinda
·
Pada
saat menggerinda, jangan menekan pahat terlalu kuat
·
Pahat
secara berkala dicelupkan kedalam air pendingin, jangan sampai pahat berwarna
biru/kuning menyala.
Langkah
kerja :
·
Asah
bidang bebas untuk membentuk sisi potong utama.
·
Asah
bidang bebas ujung / muka untuk membentuk sisi potong muka.
·
Asah
bidang pembuat tatal.
Cara
kerja / petunjuk :
Pemberian notasi, nama-nama bidang, sisi dan
sudut pada pahat bubut rata pengasaran.
Keterangan :
Ag =
Bidang pembuang tatal
Aa =
bidang bebas
Aa¢ =
Bidang bebas ujung / muka
S = Sisi potong utama
S¢ =
Sisi potong ujung / muka
|
Keterangan :
d
=
Sudut bebas d =
Sudut potong
a¢ =
Sudut ujung / muka c =
Sudut potong sisi utama
b
=
Sudut baji k¢ =
Sudut sisi potong ujung / muka
g =
Sudut pembuang tatal R = Radius ujung pahat
Berikut ini adalah tabel sudut potong untuk
pahat HSS dan pahat Cemented Carbide
High - speed Steel
|
Material |
Cemented carbide
|
||||
a°
|
b°
|
g°
|
a°
|
b°
|
g°
|
|
8
8
8
8
8
8
8
8
12
12
8
12
12
--
|
68
72
68
72
72
82
64
82
48
64
76
64
68
--
|
14
10
14
10
10
0
18
0
30
14
6
14
10
--
|
baja murni s/d 70 kg/mm2
besi tuang s/d 50 kg/mm2
baja campuran s/d 85 kg/mm2
baja campuran s/d 100 kg/mm2
besi tuang yang dapat dikeraskan
baja tuang
tembaga
kuningan, kuningan merah, bronze tuang
aluminium murni
aluminium tuang dan plastik tuang
magnesium campuran
novotext, bakelite
karet, kertas
porselin
|
5
5
5
5
5
5
8
5
12
12
5
12
12
5
|
75
79
75
66
75
85
64
79
48
60
79
64
68
85
|
10
6
10
8
10
0
18
6
30
18
6
14
10
0
|
Tanda-tanda
kerusakan pahat :
1.
Visual
·
Pendingin
berasap.
·
Bidang
bekas sayatan pada benda kerja menjadi kasar.
·
Tatal
mulai berasap.
·
Tatal
menjadi kasar.
·
Tatal
berwarna biru.
·
Meter
beban motor naik / beban bertambah.
·
Gerakan
secara manual terasa bergetar.
2.
Bunyi
·
Suara
pemotongan berubah, kadang-kadang bergemuruh atau seperti deru getaran.
|
Mesin gerinda asah banyak jenisnya, ada yang
dilengkapi dengan tumpuan yang dapat diatur sudah kemiringannya seperti gambar
disamping.
|
Untuk tumpuan tegak lurus dengan batu gerinda
dapat kita atur posisi pengasahan seperti gambar disamping.
|
|||||
|
|||||
|
|||||
KERJA
BUBUT
MENGASAH
PAHAT ULIR
MENGASAH PAHAT ULIR SEGITIGA METRIK
Tujuan
Intruksional Khusus :
Setelah melaksanakan praktek diharap petatar
dapat :
- mengasah pahat ulir segitiga metrik dengan baik dan benar
Benda
kerja :
- Bahan :HSS ½” x ½” x 4”
Waktu :
- ( empat ) jam.
Alat
- alat :
- Mesin gerinda asah pahat.
- Bevel protactor.
- Kacamata bening.
- Dresser (bila diperlukan).
Keselamatan
kerja
- Gunakan kacamata bening sewaktu menggerinda
- Pada saat menggerinda, jangan menekan pahat terlalu kuat
- Pahat secara berkala dicelupkan kedalam air pendingin, jangan sampai pahat berwarna biru / kuning menyala.
Langkah
kerja :
- Asah bidang bebas untuk membentuk sisi potong utama.
- Asah bidang bebas ujung / muka untuk membentuk sisi potong muka.
-
|
|||
|
KERJA BUBUT
PEMBUBUTAN RATA
LUAR
BUBUT BERTINGKAT
Tujuan
Pelajaran :
Setelah mengikuti pelatihan ini, petatar
harus dapat :
§
Membubut
bertingkat dengan toleransi 0,05 mm.
Benda
Kerja :
§
Gambar : Lihat halaman 4.
§
Bahan
: ST 37 Æ 22mm x 142 mm.
Waktu :
§
(
delapan ) jam.
Alat
- alat :
§
Mesin
bubut dan perlengkapannya
§
Pahat
bubut rata
§
Jangka
sorong
Langkah
Kerja :
·
Bubut
permukaan ujung benda
·
Bubut
Æ 20 mm sepanjang 75 mm
·
Bubut
kedua permukaan ujung benda hingga panjang benda menjadi 140 mm
Cara
Kerja :
Untuk membubut rata yang efektif harus di
bubut dari diameter yang terbesar kemudian diameter yang lebih kecil. Sudut
benda yang tidak ada perintah di punggul dalam gambar harus di pinggul sebesar ± 0,2 x 45° untuk menghilangkan sisi yang
tajam. Kalau pemakanan tebal maka putaran dan feeding harus diperkecil.
Keselamatan
Kerja :
1.
Pergunakan
kacamata bening untuk melindungi mata dari tatal yang terlempar.
2.
Pilihlah
putaran spindel yang sesuai dengan diameter benda.
3.
Pergunakan
air pendingin ( coolen ) sewaktu membubut.
Petunjuk :
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
||||||||||
Pembubutan
benda yang panajng harus didukung dengan senter kepala lepas.
|
Jika
benda yang dibubut panjang dan diameter kecil maka harus ditambah dengan
penyangga.
KERJA BUBUT
PENGKARTELAN
PENGKARTELAN
Tujuan
Pelajaran :
Setelah mengikuti latihan ini petatar dapat :
§
Membuat
kartel dengan baik dan benar
§
Bisa
mensetting dan mengatur putaran dan
feeding yang tepat
Benda
Kerja :
§
Bahan
:
0 22 panjang 140. (Sesudah dibubut rata)
§
Gambar :
Kartel magnet.
Waktu :
§
(
tiga ) jam
Alat
- alat :
§
Mesin
bubut dengan kelengkapannya
§
Kartel
mesin
Langkah
Kerja
§
Pasang
pengkartel pada tool post. Setting tinggi tengahnya pas pada senter.
§
Sentuhlah
roda-roda kartel ke bagian benda kerja yang akan dikartel.
§
Jalankan
eretan dengaan otomatis, jika hasilnya kurang dalam tambahkan pemakanan pada
saat spindel mesin berputar.
§
Lumasi
benda dengan cairan (dromus, minyak tanah, oli).
§
Jika
hasilnya tajam bubut tipis permukaan hasil kartel. Jangan dilepas kalau belum
selesai.
§
Bersihkan
tatal yang melekat pada permukaan hasil kartel dengan sikat baja.
Cara
Kerja :
Jika bagian yang akan
dikartel tidak terlalu panjang eretan cukup digerakkan dengan tangan. Pelumasan
dengan minyak tanah perlu untuk membersihkan serpihan halus yang tercukil
sebaiknya jangan terlalu banyak mengulangi perkartelan karena hasilnya akan
jelek.
Keselamatan Kerja :
1.
Pilih
putaran spindel mesin yang rendah.
2.
Penekanan
kartel tidak boleh terlalu kuat.
3. Jangan
membersihkan benda kerja dengan kuas saat benda berputar.
Petunjuk
:
Bidang atau permukaan
dari perkakas seperti baut, mur dan sebagainya sering kali dikartel untuk
mendapatkan permukaan yang tidak licin.
|
a) gerigi satu baris, b) gerigi silang, c)
gerigi jaringan, miring saling bersilang, d) pemegang dengan dua roda, e)
pemegang dengan satu roda, f) perkakas penggerigi dengan tiga roda untuk
dijepitkan pada kepala bebas guna penggerigian pendek.
UJI
PARALELITAS MESIN BUBUT
Untuk praktek dari mesin bubut ini sebaiknya
diuji kepresisian dari mesin yang akan di gunakan. Pengujian yang sederhana
adalah dengan melihat kelurusan antara chuck dan sente penahan. Hal ini sangat
penting karena akan berpengaruh terhadap kesilindrisan benda hasil bubutan.
1.
Uji
Paralelitas
Caranya
:
a.
Memasang
senter penahan ( kepala lepas).
b.
Memasang
senter kepala mati(sebelumnya meleoas chuck).
c.
Memasang
benda uji yang telah di gerinda (test bar) di antara dua senter.
d.
Memasang
dial indicator dan mengepaskan ujung penanya pada benda uji.
e.
Menggerakkan
dari tepi ke tepi lainnya, penyimpangan yang di perbolehkan max 0,02 per 100 mm panjang.
Pembacaan
indicator maksimum 0,01 per 10 mm panjang.
2.
Uji
Kelurusan Chuck
Caranya
:
a.
Memasang
chuck rahang 3 atau rahang 4
b.
Memasang
test bar, penjepitan dengan panjang 1 x diameter benda uji. Pada saat
penjepitan benda uji harus ditahan dengan senter, kalau sudah dijepit maka
senter dimundurkan.
c.
Memasang
dial indicator dan mengepaskan pena pada benda uji.
d.
Menggeser
dial indicator dari tepi chuck ke ujung benda kerja.
e.
Penyimpangan
maksimal 0.05 mm sepanjang 100 mm panjang.
|
DATA UNTUK MEMBUBUT
Bahan
|
Nama
|
N/mm2
|
m/min
|
St
37
St
50 – St 60
St
70
9
S Mn Pb 28 k
Ck
15
14
Ni Cr 14 (ECN 35)
Ck
45
34
Cr Ni Mo 6 (VCN 45)
x
12 Cr Mo So 17 (Antinit)
C
110 W 1
100
Mn Cr W 4
x
205 Cr W Mo V 12 1
GG
20
GG
30
GS
45
GTS
35
GTW
45
Cu
Zn 40 Pb 3
G-Cu
Sn 12
Cu
ETP
Al
99,99
Al
Mg Si 1
G
Al Si 12
Mg
Mn 2
Kunstoff
Hartpapier
|
Mildsteel
Baja
keras
Baja
perkakas
Baja
automatis
Carbon
steel
VEL,
KNC
Baja
dikeraskan
VCN
Stainless
Amutit
S
Hochleg,
Werkzeughstahl
Besi
tuang
Besi
tuang
Besi
tuang
Kuningan
Perunggu
Tembaga
Allumunium
dural
Anti
corodal
Allumunium
tuang
Magnesia
tuang
Plastic
Kertas
keras/hardboard
|
370-450
500-600
700-850
470-720
500-700
900-1200
600-900
800-1300
700-850
550-650
650-750
700-850
200
300
450
350
450
370-600
-
-
70-180
100-420
170-250
200
|
30-42
25-35
18-25
35-45
25-35
15-22
22-30
18-25
20-30
15-20
12-16
10-14
18-25
15-20
12-22
18-25
18-25
50-70
20-40
30-60
250-350
150-200
40-100
300-450
100-400
30-80
|
Untuk Versi lengkap beserta dengan gambarnya silahkan download di link berikut : Bubut.doc